Kebaikan yang Menular: Satu Aksi Relawan, Seribu Dampak Tak Terduga

Kebaikan yang Menular: Satu Aksi Relawan, Seribu Dampak Tak Terduga


Risdawati
05/12/2025
31 VIEWS
SHARE

Tidak semua kebaikan harus besar untuk meninggalkan jejak. Kadang, satu aksi kecil seorang relawan seperti senyum yang diberikan, tangan hangat yang diulurkan, atau waktu yang disisihkan mampu menciptakan gelombang perubahan yang tak pernah terbayangkan. Seperti riak di permukaan air, kebaikan itu menyentuh satu orang, lalu menyebar kepada orang lain. Perlahan ia tumbuh menjadi cerita-cerita indah yang menghangatkan jiwa, cerita yang mungkin tak pernah masuk laman berita, tetapi dampaknya terasa dalam kehidupan sehari-hari.

Di balik setiap rompi relawan, selalu ada niat sederhana untuk membantu. Namun justru dari kesederhanaan itulah sering lahir seribu dampak yang tak pernah mereka kira: harapan yang kembali menyala, komunitas yang saling merangkul, hingga keputusan hidup seseorang yang berubah hanya karena ia merasa tidak lagi berjalan sendirian.

Hari Relawan Internasional menjadi pengingat bahwa kebaikan bukan hanya untuk dirayakan, melainkan juga untuk diteruskan karena satu aksi kecil hari ini bisa menjadi awal dari sesuatu yang jauh lebih besar daripada yang kita bayangkan.

Dalam sebuah hadis riwayat Ahmad, Ath-Thabrani, dan Ad-Daruqutni disebutkan bahwa, “Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat kepada sesama manusia.” Hadis ini menegaskan bahwa manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup sendiri. Kita saling membutuhkan, saling menguatkan, dan saling menjadi alasan satu sama lain untuk terus melangkah. Di sinilah pentingnya hubungan antar manusia, atau habluminannas: bahwa keberadaan kita baru benar-benar bermakna ketika memberi manfaat bagi orang lain.

Namun kebaikan itu tidak hanya terlihat dalam cerita-cerita kecil. Dalam skala besar pun, wajah relawan Indonesia menunjukkan betapa kuatnya semangat saling menolong itu. Indonesia bahkan selalu mendapatkan penghargaan internasional karena memiliki jumlah relawan terbanyak, salah satunya relawan di bidang lingkungan. Menurut data tahun 2020, terdapat 1,7 juta relawan yang aktif di 61.670 desa yang terdaftar dalam Tim Relawan Desa Tanggap COVID-19. 

Meski begitu, kebaikan para relawan tidak hanya tercatat dalam angka atau laporan lembaga. Ada cerita-cerita kecil yang menunjukkan bagaimana satu aksi sederhana bisa menjelma menjadi dampak besar yang tak terduga.

Salah satunya adalah kisah Edy Wahyudi dan putranya, Fikri Rofi’ul Haq, yang memilih jalan kerelawanan hingga ke Gaza, Palestina. Mereka datang bukan dengan kekuatan besar, melainkan dengan niat sederhana: membantu siapa pun yang membutuhkan. Tetapi dari niat sederhana itulah lahir dampak yang jauh lebih besar: menguatkan mereka yang kehilangan, menghadirkan harapan di tengah kehancuran, dan menunjukkan bahwa kemanusiaan tidak mengenal batas negara.

Edy, yang sehari-hari bekerja di bidang konstruksi, pernah terlibat sebagai relawan pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza. Meski berada di zona konflik tanpa jaminan keselamatan, ia tetap bertahan. Yang mendorongnya hanya satu keyakinan: ingin memberi manfaat. “Alasannya sederhana saja, saya ingin bermanfaat untuk orang lain,” ucapnya.

Semangat itu pula yang menggerakkan Fikri, putranya. Di usia 20 tahun, ia menyusul ke Gaza dan sempat bertemu sang ayah. Keduanya bekerja sebagai relawan pembangunan rumah sakit, aksi yang tampak sederhana, namun berperan besar bagi ribuan warga yang membutuhkan layanan kesehatan. Fikri pun tetap terlibat dalam kemanusiaan saat konflik semakin memanas pada 7 Oktober 2023.

Kisah mereka adalah pengingat bahwa kebaikan sering kali dimulai dari langkah kecil: keberanian untuk hadir, niat untuk membantu, dan ketulusan untuk terus memberi. Dari langkah kecil itu, efeknya menjalar jauh lebih luas dari yang pernah dibayangkan.

Di balik angka, data, dan berita besar, kebaikan sejati seorang relawan hidup dalam momen-momen yang hening: tangan yang menepuk bahu seorang yang putus asa, senyum yang menembus duka, atau suara yang menenangkan di tengah ketakutan. Setiap tindakan, sekecil apa pun, meninggalkan jejak yang tak terlihat namun tetap abadi. Dan ketika hari ini kita melihat sekeliling, mungkin tanpa sadar kita pun menjadi bagian dari gelombang kebaikan itu, menyentuh hati, menginspirasi, dan menumbuhkan harapan bagi mereka yang paling membutuhkannya.

Perasaan kamu tentang artikel ini?

BACA JUGA