Aksi Kemanusiaan: Melawan Debu dan Kegelapan, Distribusi Bantuan ke Penyintas Aceh dan Sumatra Utara

Aksi Kemanusiaan: Melawan Debu dan Kegelapan, Distribusi Bantuan ke Penyintas Aceh dan Sumatra Utara


Risdawati
09/12/2025
12 VIEWS
SHARE

Aceh Tamiang, (8/12) – Bencana banjir bandang dan longsor di Aceh Tamiang masih menyisakan duka mendalam bagi masyarakat. Selain ancaman banjir bandang susulan karena curah hujan yang tinggi, kini suhu panas di jalanan memicu debu tebal yang menciptakan risiko penyakit pernapasan (ISPA) yang menghalangi jarak pandang. Kondisi ini diperparah dengan lumpuhnya infrastruktur.

Tak hanya itu, posko relawan di Kampung Paya Bedi hingga lokasi terdampak gelap gulita karena listrik padam, memaksa tim menempuh perjalanan dua jam hanya untuk mengisi daya perangkat. Akses internet pun sangat terbatas, hanya bisa diakses menjelang tengah malam hingga dini hari, hal ini cukup mempersulit koordinasi cepat.

Meskipun dihadapkan pada berbagai kendala tersebut, Relawan Tanggap Bencana LAZ Al Azhar terus bergerak cepat, hingga menembus batas provinsi. Aksi ini dilakukan agar bisa mendistribusikan 500 porsi paket nasi siap santap secara merata di Aceh Tamiang (250 paket) dan Kabupaten Langkat, Sumatera Utara (250 paket).

Di Aceh Tamiang, pendistribusian dilakukan di Desa Air Tenang dan Terban, distribusi dilakukan langsung ke pengungsian yang minim bantuan di tengah tantangan jalan berdebu. Sementara di Langkat, bantuan diberikan di wilayah Lingkungan Kereta. Mekanisme door to door dipilih oleh tim relawan hingga mencapai gang sempit. Tak sekadar mendistribusikan makanan, Tim Relawan Tanggap Bencana LAZ Al Azhar pun menggelar kegiatan trauma healing untuk anak-anak.

Respon hangat disampaikan oleh warga, seperti Bapak Syafrizal, Kepala Dusun Air Tenang, yang mengantar tim relawan untuk bisa sampai ke lokasi bantaran sungai yang cukup terisolir. ia juga mengucapkan terima kasih kepada Tim Relawan Tanggap Bencana Al Azhar “Baru Abang-abang dari Al Azhar saja yang sampai ke sini untuk antar makanan, lainnya cuma sampai gang depan saja, terima kasih sudah menengok”

Di samping bantuan pangan, kondisi lapangan yang gelap dan penuh debu memunculkan kebutuhan mendesak yang harus segera diatasi: pertama, masker dan kebutuhan medis untuk mencegah ISPA; kedua, genset untuk penerangan di lokasi pengungsian; dan ketiga, air bersih dalam volume besar, karena warga saat ini terpaksa mengandalkan air hujan.

Perasaan kamu tentang artikel ini?

BACA JUGA